by - 22.43

Awas tabung gas meledak !


Setahun atau dua tahun yang lalu, kalimat pada judul di atas, yaitu :”awas tabung gas meledak !“,  paling-paling hanya dianggap rumor, atau dianggap karena kelalaian yang keterlaluan. Dalam hati kita selalu menghibur dengan memberi kata-kata sugesti: “buktinya, aku sudah memakainya bertahun-tahun dan aman koq! “.
Kalimat-kalimat seperti itu yang selalu kita gunakan untuk menanggapi berita adanya ledakan-ledakan akibat pemakaian tabung gas. Selanjutnya karena merasa bahwa yang meledak itu terjadinya jauh dari rumah kita, maka dianggapnya itu soal sepele, sehari kemudian pasti sudah terlupakan. Bagaimana lagi, kalau sudah lapar, dan mau murah maka terpaksa memasak sendiri, dan satu-satunya cara yang relatif praktis di jaman ini untuk memasak sendiri adalah pakai kompor gas. Kompor listrik  masih jarang, paling-paling adanya yang kecil, hanya untuk memasak air untuk bikin kopi atau mie instans.
Jadi resiko terjadinya kecelakaan akibat tabung gas meledak dianggap tidak terlalu perlu dirisaukan, anggap saja seperti kecelakaan lalulintas. Bahkan saya yakin masyarakat banyak dan bahkan pemerintah akan lebih aware terhadap resiko ledakan bom oleh teroris dibanding ledakan oleh tabung gas. Padahal kalau dipikir-pikir potensinya juga tidak kalah seru lho. Kecelakaan lalu-lintas atau ledakan bom teroris dapat dihindari karena itu terjadi di luar rumah, sehingga kita dapat dengan baik mempersiapkan, seperti biasa kita selalu mengucapkan: “hati-hati kalau di jalan”, atau “hati-hati jangan ke tempat-tempat yang banyak orang asingnya”. Itu khan artinya kita memang harus waspada jika berada di luar rumah.
Tetapi pesan di atas jelas tidak berlaku lagi terhadap resiko terjadinya ledakan tabung gas. Itu khan kebanyakan terjadi di rumah tangga, di dalam rumah. Karena pemakaian gas elpiji telah menjadi kebijakan nasional, maka yang ada sekarang adalah “hati-hati, baik di rumah maupun di jalan”.
Pak Wir koq tumben omong tentang tabung gas yang  meledak, ini serius ya ?
Lho koq masih menanyakan lagi, anda baca berita nggak, ini saya kutip dari Kompas.
Dari berita di atas bahkan dapat diketahui selama dua bulan saja telah terjadi sekitar 14 kejadian dan bahkan telah menelan  9 korban meninggal. Berita di atas jelas bukan rumor, dan itu jelas merupakan petunjuk bahwa pemakaian tabung gas beresiko tinggi untuk meledak.
Khan hanya 14 kejadian pak, dibanding tabung yang beredar yang mungkin jutaan, sesuai penduduk yang memakainya.
Perkataan atau kalimat anda seperti pejabat saja yang sedang mencari argumentasi. Begini dik, yang namanya beresiko tinggi adalah adanya potensi, jadi jangan menunggu jumlahnya banyak dulu. Jika fakta menunjukkan 6 dari 10 tabung meledak maka itu sudah bukan wacana lagi, itu sudah menunjukkan kita sudah tidak boleh memakai tabung tersebut.
Berita kejadian di atas khan seperti memeriksa mutu beton pada suatu bangunan tinggi, yaitu dengan sampel kubus yang dibuat. Jika ternyata dijumpai sampel kubus yang kekuatannya kurang dari nilai yang ditetapkan maka itu sudah menjadi petunjuk bahwa kualitasnya tidak baik, bahkan kalau perlu pembangunannya tidak boleh diteruskan lagi.
Analogi dengan kondisi di atas maka jelas itu perlu tindakan dari pemerintah untuk mengatasinya. Jangan melihat hanya ada 14 kejadian diantara 1 juta tabung yang beredar misalnya, coba bayangkan bagaimana jika kejadian tersebut menimpa keluarga anda, istri yang akan  menyiapkan hidangan pagi.
Tindakan pemerintah yang ada selama ini seakan-akan menganggap bahwa penyebabnya bersumber dari masyarakat yang belum tahu cara penggunaanya, coba lihat saja kutipan berikut.
Manila, Kompas – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perlu segera mengintensifkan pengawasan kualitas tabung gas yang beredar di pasaran. Pemerintah wajib menyosialisasikan cara penggunaan elpiji yang benar dan aman agar tidak terjadi lagi ledakan tabung gas.
Itu khan satu sisi saja khan, padahal aku membuktikan sendiri, untuk waktu itu pembantuku tidak pilek, yaitu setelah setengah jam dipasang koq timbul bau gas. Langsung pembantuku pergi ke warung lagi, minta tukangnya menchek lagi, dan ternyata benar, karetnya ada yang kurang sempurna. Itu khan berarti dari sisi tabung gas yang nggak benar, karena sekarang ini banyak penduduk yang meminta memasangkan slang tabung gas oleh tukang yang jualan gas. Nggak mau masang sendiri !
Pemerintah harus membuat peraturan yang mensyaratkan pemasok tabung harus mengambil alih tanggung jawab  kerugian jika ada  tabungnya yang meledak, dengan demikian mereka aware terhadap kualitas tabung yang dipasoknya dan membuat kriteria-kriteria yang harus ditaati oleh pemakainya agar tidak terjadi resiko yang buruk. Jika ternyata pemakai tidak mengikuti kriteria-kriteria tersebut, maka resiko ditangan pemakai.
Bayangin tabung gas bisa meledak dan menimbulkan korban jiwa. Itu khan berarti tabung gas itu barang berbahaya seperti halnya bom, tapi menjualnya koq biasa-biasa saja.
Ini contoh korban ledakan tabung gas yang baru-baru saja terjadi di Jakarta. Bukan hanya orang kecil, atau orang udik saja yang bisa mengalaminya.
Semenjak penulisan di atas, berita-berita buruk soal gas  masih saja terjadi :

sumber: https://wiryanto.net/2010/05/29/awas-tabung-gas-meledak/

You May Also Like

0 komentar